PLANET
Planet (dari bahasa Yunani Kuno αστήρ πλανήτης (astēr
planētēs), berarti "bintang pengelana") adalah benda
astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang
cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi
termonuklir, dan telah "membersihkan"
daerah sekitar orbitnya yang dipenuhiplanetesimal. Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi,
dan agama. Oleh peradaban
kuno, planet dipandang sebagai sesuatu yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan
ilmu pengetahuan, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi
resmi yang mendefinisikan planet di Tata Surya.
Definisi ini dipuji namun juga dikritik dan masih diperdebatkan oleh sejumlah
ilmuwan karena tidak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda
orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 masih dianggap
"planet" sesuai definisi modern, sejumlah benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid
Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama
ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tidak
dipermasalahkan lagi.
Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi
dengan gerakan deferen dan episiklus.
Walaupun ide planet
mengelilingi Matahari sudah
lama diutarakan, baru pada abad ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskopGalileo
Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes
Kepler menemukan bahwa
orbit planet tidak berbentuk lingkaran, melainkan elips. Seiring
perkembangan peralatan observasi, para astronommengamati
bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di antaranya memiliki beting es dan musimlayaknya Bumi. Sejak
awal Zaman Angkasa, pengamatan
jarak dekat oleh wahana
antariksa membuktikan
bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik,
dan bahkan hidrologi.
Secara
umum, planet terbagi menjadi dua jenis utama: raksasa gas besar berkepadatan rendah dan raksasa darat kecil berbatu. Sesuai definisi IAU,
ada delapan planet di Tata Surya. Menurut jaraknya dari Matahari
(dekat ke jauh), ada empat planet kebumian, Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, kemudian empat
raksasa gas,Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Enam planet di antaranya dikelilingi oleh satu satelit alam atau lebih. Selain itu, IAU mengakui
lima planet kerdil dan ratusan ribu benda kecil Tata Surya. Mereka juga masih
mempertimbangkan benda-benda lain untuk digolongkan sebagai planet.
Sejak
1992, ratusan planet yang mengelilingi bintang-bintang lain ("planet luar
surya" atau "eksoplanet") diBima Sakti telah ditemukan. Per 22 Maret 2013,
861 planet luar surya yang diketahui (di 677 sistem planet dan 128 sistem
multiplanet) terdaftar di Extrasolar
Planets Encyclopaedia. Ukurannya beragam, mulai dari planet daratan
mirip Bumi hingga raksasa gas yang lebih besar daripada Yupiter. Pada tanggal 20 Desember 2011, tim Teleskop Luar Angkasa Kepler menemukan dua planet luar surya
seukuran Bumi, Kepler-20e dan Kepler-20f, yang mengorbit bintang mirip Matahari, Kepler-20. Studi tahun
2012 yang menganalisis datamikrolensa gravitasi memperkirakan setiap bintang di Bima
Sakti rata-rata dikelilingi oleh sedikitnya 1,6
planet. Sejumlah astronom di Harvard-Smithsonian
Center for Astrophysics (CfA)
melaporkan pada Januari 2013 bahwa sedikitnya 17 miliar eksoplanet seukuran
Bumi (tepatnya 0,8–1,25 massa Bumi)
dengan periode orbit 85 hari atau kurang berada di galaksi Bima Sakti.
SEJARAH
Ide
tentang planet berubah-ubah sepanjang sejarah, mulai dari bintang pengelana abadi pada zaman antik hingga benda
kebumian pada zaman modern. Konsep ini meluas tidak hanya di Tata Surya saja,
tetapi sudah mencapai ratusan sistem luar surya lainnya. Ambiguitas yang
terdapat dalam definisi planet telah menjadi kontroversi di kalangan ilmuwan.
Lima planet klasik yang dapat dilihat mata telanjang
sudah diketahui sejak zaman kuno dan pengaruhnya sangat besar di dunia mitologi, kosmologi agama, dan astronomi kuno. Pada zaman itu, astronom
mengetahui bagaimana cahaya-cahaya tertentu bergerak melintasi langit relatif
terhadap bintang lain. Bangsa Yunani kuno menyebut cahaya tersebutπλάνητες
ἀστέρες (planetes
asteres, "bintang pengelana") atau "πλανήτοι"
saja (planētoi, "pengelana"), yang dari situlah kata
"planet" terbentuk. Di Yunani, Cina, Babilonia kuno, dan seluruh peradaban
pra-modern, diyakini bahwa Bumi berada di pusat Alam
Semesta dan semua
"planet" mengelilingi Bumi. Alasan munculnya sudut pandang ini adalah
bintang dan planet tampak berputar mengitari Bumi setiap hari dan
persepsi akal sehat bahwa Bumi bersifat padat dan tetap,
tidak bergerak dan diam.

PEMBENTUKAN
Belum diketahui
secara pasti bagaimana planet terbentuk. Teori yang saat ini mendominasi adalah
planet terbentuk saat sebuah nebula berubah menjadi cakram gas dan debu tipis.
Sebuah protobintang terbentuk di intinya dan
dikelilingi oleh cakram protoplanet yang berputar.
Melalui akresi (proses tabrakan tempel),
partikel-partikel debu di cakram perlahan mengumpulkan massa untuk membentuk
benda yang jauh lebih besar. Konsentrasi massa di satu tempat disebut sebagai
bentukplanetesimal dan
konsentrasi tersebut mempercepat proses akresi dengan menarik material tambahan
menggunakan daya tarik gravitasinya. Konsentrasi tersebut semakin padat sampai
akhirnya kolaps ke dalam dan membentuk protoplanet. Setelah
memiliki diameter lebih besar daripada Bulan Bumi, planet tersebut membentuk
atmosfer tambahan, sehingga meningkatkan daya tarik planetesimal dengan gaya hambat
atmosfer.
Ilustrasi cakram protoplanet
Ketika
protobintang tumbuh begitu besar sampai bisa "menyalakan diri"
menjadi bintang, cakram
yang tersisa dilenyapkan dari dalam ke luar dengan fotoevaporasi, angin matahari, gaya hambat Poynting–Robertson, dan
pengaruh lain. Masih banyak protoplanet yang mengelilingi bintang atau
satu sama lain, namun seiring waktu sebagian besar di antaranya akan
bertabrakan membentuk satu planet yang lebih besar atau melepaskan material
untuk diserap protoplanet atau planet yang lebih besar. Objek-objek yang
cukup besar tersebut akan menangkap sebagian materi di lingkungan orbitnya dan
menjadi planet. Sementara itu, protoplanet yang berhasil menghindari tabrakan
akan menjadisatelit alami planet melalui proses tangkapan gravitasi atau
tetap berada di sabuk objek lain dan menjadi planet katai atau benda kecil.
Dampak
energi planetesimal kecil (serta peluruhan radioaktif) akan menghangatkan planet yang sedang tumbuh,
sehingga planet tersebut setidaknya setengah meleleh. Interior planet mulai
berbeda-beda massanya dan menciptakan inti yang lebih padat. Planet-planet
kebumian yang lebih kecil kehilangan sebagian besar atmosfernya karena akresi
ini, tetapi gas yang hilang bisa tergantikan oleh gas yang keluar dari mantel
dan tubrukan komet (planet
kecil akan kehilangan atmosfer yang diperoleh melalui berbagai jenis mekanisme pelepasan).
Melalui
penemuan dan pengamatan sistem keplanetan di
sekitar bintang selain Tata Surya, para ilmuwan sudah mampu menguraikan,
merevisi, atau bahkan mengganti teori ini. Tingkat metalisitas, istilah
astronomi yang menjelaskan kelimpahan elemen kimia dengan nomor atom lebih
besar dari 2 (helium), saat ini
diyakini menjadi penentu kemungkinan suatu bintang dikelilingi planet.Oleh
sebab itu, sejumlah peneliti menduga bintang populasi I yang kaya logam lebih mungkin
memiliki sistem planet yang lebih jelas daripada bintang populasi II yang kandungan logamnya
kurang.
TATA SURYA
Menurut IAU, terdapat delapan
planet dan lima planet katai yang diakui di Tata Surya.
Menurut jaraknya dari Matahari (dekat ke jauh), planet-planet tersebut adalah:
Yupiter adalah planet terbesar
dengan massa 318 kali Bumi, sementara Merkurius adalah planet terkecil dengan
massa 0,055 kali Bumi.
Planet di Tata Surya dapat dibagi
menjadi beberapa kategori berdasarkan komposisinya:
·
Daratan: Planet-planet mirip Bumi yang permukaannya
tertutup batuan: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Dengan massa 0,055 kali Bumi, Merkurius adalah planet daratan terkecil
(sekaligus planet terkecil) di Tata Surya, sementara Bumi adalah planet daratan
terbesar.
·
Raksasa gas (Jovian): Planet-planet yang terbentuk dari material gas dan
lebih besar daripada planet kebumian: Yupiter, Saturnus, Uranus, Neputunus.
Yupiter, dengan massa 318 kali Bumi, adalah planet terbesar di Tata Surya,
sementara Saturnus hanya sepertiganya dengan ukuran 95 kali massa Bumi.
·
Raksasa es, terdiri dari Uranus dan Neptunus,
adalah subkelas raksasa es yang berbeda dari raksasa gas karena massanya jauh
lebih kecil (hanya 14 dan 17 kali massa Bumi) dan sedikitnya hidrogen dan
helium di atmosfer sekaligus proporsi batu dan es yang justru lebih tinggi.
·
Planet katai: Sebelum keputusan Agustus 2006, sejumlah objek diusulkan sebagai planet oleh para
astronom. Tetapi pada tahun 2006, beberapa objek dikelompokkan ulang menjadi
planet katai, berbeda dengan planet. Saat ini ada lima planet katai di Tata
Surya yang diakui keberadaannya oleh IAU: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan
Eris. Beberapa objek lain disabuk asteroid dan sabuk Kuiper sedang dipertimbangkan; 50 di antaranya
berkemungkinan besar diakui. Ada 200 objek yang dapat ditemukan setelah seluruh
sabuk Kuiper selesai dijelajahi. Planet katai memiliki ciri-ciri yang sama
dengan planet, namun juga terdapat beberapa perbedaan, salah satunya adalah
planet katai tidak dominan di orbitnya. Sesuai definisinya, semua planet katai adalah
anggota dari populasi yang lebih besar. Ceres adalah
benda terbesar di sabuk asteroid, sementara Pluto, Haumea, dan makemake adalah
anggota sbauk Kuiper dan Eris adalah anggota cakram tersebar. Beberapa
peneliti sepertiMike Brown percaya bahwa mungkin ada
lebih dari seratus objek trans-Neptunus yang dapat digolongkan sebagai
planet katai per definisi IAU.

Susunan
planet
TSUNAMI
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusangunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km
per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat
menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteortsunami yang ketinggiannya beberapa meter di
atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa
menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa
menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar)
pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan
peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di
sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System
(IOTWS) yang akan berpusat di
Indonesia.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa
megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat
tenggelam.
PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api,gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90%
tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa
tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi,
dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman
laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan
kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi
kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai
beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi
atau sesar.
Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi,
dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa
yang menyebabkan tsunami :
·
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0
– 30 km)
·
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5
Skala Richter
·
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Skema terjadinya tsunami
SISTEM PERINGATAN DINI
Banyak
kota-kota di sekitar Pasifik,
terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani
kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses
terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan
laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut
bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi
gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam.
Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal
akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian,
sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar
pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya
ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan
peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika
Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph
Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami
sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum
diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan
kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik
telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah
sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian
tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan.
Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan
batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan,
bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak
rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
SISTEM PERINGATAN DINI DI INDONESIA
Pemerintah
Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System -
InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) di
Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika
terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang
ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3
tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini
Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak
Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan
instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan
PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).
Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu
paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4
komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan
Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan
Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
TSUNAMI DALAM SEJARAH
·
1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa.
·
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
·
2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara danAfrika. Ketinggian tsunami 35 m,
·
2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau
Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan
kota Ciamis

GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak Bumi(lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada
jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang
paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka
valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan
besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas,
tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah
lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir
besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo
gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan
itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran
diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
JENIS GEMPA BUMI
-
BERDASARKAN PENYEBABNYA
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi
ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi
yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan
oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau
asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat
lokal.
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma,
yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api
tersebut.
-
BERDASARKAN
KEDALAMANNYA
·
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa
bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
·
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah
pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
·
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini
biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
-
BERDASARKAN
GELOMBANG/GETARAN GEMPA
·
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah
gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
·
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah
gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan
yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat
merambat melalui lapisan cair.
PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di
perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya
terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi
fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fasepada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat
terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi
seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia diZambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga
dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh.
pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal.
Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat
membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi
yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
SEJARAH GEMPA BUMI TERBESAR PADA ABAD
KE-20 DAN 21
·
11 April 2012, Gempa bumi di sepanjang Pulau
Sumatera berskala 8.6 SR, berpotensi sampai Aceh, Sumatera
Utara, Bengkulu, dan Lampung. Gempa terasa sampai India.
·
11 Maret 2011, Gempa Bumi di
Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala
9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini
juga menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang
·
26 Oktober 2010, Gempa Bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban tewas
ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini kemudian juga
menimbulkan tsunami.
·
7 April 2010, Gempa Bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera
bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkantsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah,
belum ada informasi korban jiwa.
·
27 Februari 2010, Gempa Bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data
30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang
menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara
kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.
·
12 Januari 2010, Gempa Bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala
Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal 230.000
orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.
·
30 September 2009, Gempa Bumi
Sumatera Barat merupakan gempa
tektonik yang berasal dari pergeseran patahan
Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala
Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas
dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
·
2 September 2009, Gempa
Tektonik 7,3 Skala Richter
mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa
ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya
karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa Bumi di
San Francisco pada tahun 1906
Sebagian jalan layang yang runtuh
akibat gempa Bumi Loma Prieta pada tahun 1989
·
12 Mei 2008 - Gempa Bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan
jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
·
6 Maret 2007 - Gempa Bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [1].
·
27 Mei 2006 - Gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama
57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States
Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang
tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
·
8 Oktober 2005 - Gempa Bumi
besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat diKashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
·
26 Desember 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh danSumatera
Utara sekaligus menimbulkan
gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah
merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
·
26 Januari 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.
·
26 Desember 2003 - Gempa Bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan
lebih dari 41.000 orang tewas.
·
21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan
lebih dari 1.000 orang tewas.
·
26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan
2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
·
30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan
sekitar 5.000 orang tewas.
·
30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan
menewaskan 1.000 orang.
·
12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan
2.500 orang.
·
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan
25.000 kematian.
·
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter,
meragut lebih dari 9.500 nyawa.
·
16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan
25.000 kematian.
·
4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban
jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan
sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
·
28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan
240.000 orang terbunuh.
·
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan
kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
·
1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut
sedikitnya 140.000 nyawa.
AKIBAT GEMPA BUMI
·
Bangunan roboh
·
Kebakaran
·
Jatuhnya korban jiwa
·
Permukaan tanah menjadi merekat dan
jalan menjadi putus
·
Tanah longsor akibat guncangan
·
Banjir akibat rusaknya tanggul
CARA MENGHADAPI GEMPA
Bila berada di dalam rumah:
·
Jangan panik dan jangan
berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
·
Bila tidak ada,
lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
·
Jauhi rak buku,
lemari dan kaca jendela.
·
Hati-hati terhadap
langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan
sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
·
Jauhi bangunan
tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame,
pohon yang tinggi dan sebagainya.
·
Usahakan dapat
mencapai daerah yang terbuka.
·
Jauhi rak-rak dan
kaca jendela.
Bila berada di dalam ruangan umum:
·
Jangan panik dan
jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
·
Jauhi benda-benda
yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
·
Segera hentikan di
tempat yang terbuka.
·
Jangan berhenti di
atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
·
Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan.
·
Ikuti semua petunjuk
dari pegawai atau satpam.
·
Jangan menggunakan
lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga
darurat.
·
Jika anda merasakan
getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
·
Ketika lift berhenti,
keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
·
Jika anda terjebak
dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
·
Berpeganganlah dengan
erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan
secara mendadak
·
Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta
·
Salah mengerti
terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
·
Di pesisir pantai,
bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda
tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
·
Karena petugas
kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat
kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
·
Tempat-tempat
pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu
dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi
dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi
pemerintah. * * * Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
·
Saat gempa bumi
terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting
sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi
yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak
berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi
yang tidak jelas.
ROTASI BUMI
Rotasi Bumi merujuk pada gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya. Bumi berputar ke arah timur, atau
jika dilihat dari utara, melawan arah jarum jam.
Akibat pergerakan pada sumbunya, setiap
daerah di bumi mengalami siang dan malam, walaupun dengan panjang siang dan
malam yang bisa berbeda-beda. Masa rotasi Bumi pada sumbunya dalam dalam
hubungannya dengan bintang ialah 23 jam, 56 menit dan 4.091 detik. Masa rotasi dalam kaitannya dengan
Matahari ialah 24 jam. Namun perputaran ini perlahan terus
melambat karena pengaruh gravitasi bulan. Hal ini bisa dilihat dari melambatnya
satu hari pada masa kini sebesar 1.7 milidetik dibanding seabad yang lalu.

HUBUNGAN DENGAN REVOLUSI BUMI
Gerakan melingkar
mengelilingi Matahari terjadi selama setahun, yakni 365,2425 hari. Sehingga, revolusi Bumi mengelilingi Matahari tidak pas dengan gerakan Bumi pada sumbunya. Dari sini kita memiliki tahun kabisat yang terjadi setiap 4 tahun
sekali (kecuali pada hitungan seratus yang tidak dapat dibagi 400).
REVOLUSI
BUMI
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi
matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi
matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau
disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari
adalah 365¼ hari. Sepanjang Bumi berevolusi, rotasi bumi tidak selalu tegak
lurus terhadap bidang ekliptika melainkan berosilasi dengan kemiringan yang
membentuk sudut hingga 23,50 derajat terhadap matahari. Sudut ini diukur dari
garis imajiner yang membelah kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan garis khatulistiwa.
PENGARUH REVOLUSI BUMI
Revolusi
bumi memberikan beberapa pengaruh yaitu:
1.
Perbedaan lama siang dan malam
Kombinasi
antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika
menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.
Peristiwa ini nampak jelas diamati di sekitar kutub utara dan kutub selatan.
Pergeseran garis edar matahari akan mengakibatkan
perubahan / perbedaan lamanya siang dan malam. Pada saat-saat tertentu disuatu
tempat akan mengalami malam yang lebih panjang dibanding siang demikian
sebaliknya saat yang lain siang lebih lama dari malam. Di kutub Utara malam
hari dapat berlangsung selama 24 jam sebaliknya pada saat yang sama di kutub
selatan siang hari berlangsung selama 24 jam demikian pula sebaliknya.
2. Gerak
Semu Tahunan Matahari
Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara
(22 Desember – 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara
ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember ) disebut gerak semu harian
matahari. Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu
akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.
3. Perubahan
Musim
Musim adalah salah satu pembagian utama tahun. Musim
adalah hasil dari revolusi tahunan bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan
sumbu bumi relatif terhadap bidang revolusi. Di daerah beriklim sedang dan
kutub, musim ditandai oleh perubahan intensitas sinar matahari yang mencapai
permukaan bumi, variasi yang dapat menyebabkan hewan untuk pergi ke hibernasi
atau bermigrasi, dan tanaman yang akan aktif.
Biasanya setahun dibagi menjadi 4 musim, yaitu:
- Musim semi (vernal) / Spring
- Musim panas (festival) / Summer
- Musim gugur / Autumn
- Musim dingin (musim salju) / Winter
Di
Indonesia merupakan daerah tropis maka dari itu di Indonesia hanya terdapat 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
- Musim
kemarau
- Musim hujan
- Musim pancaroba
4. Perubahan
Kenampakan Rasi Bintang
Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang
tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah
rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena letak
bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah
tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces,
Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain.
Kita yang berada di bumi hanya dapat melihat bintang
pada malam hari. Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat
melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi
berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang
berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang
yang nampak dari bumi selalu berubah. Berarti rasi bintang yang nampak dari
bumi juga berubah.
5. Kalender
Masehi
Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan
bujur timur, maka batas penanggalan internasional ialah bujur 180o ,
akibatnya apabila di belahan timur bujur 180o tanggal 15 maka
di belahan barat bujur 180o masih tanggal 14, seolah-olah
melompat satu hari.
Hitungan kalender masehi berdasarkan pada kala
revolusi bumi, di mana satu tahun sama dengan 365 ¼ hari. Kalender masehi
yang mula-mula digunakan adalah kalender Julius Caesar atau kalender Julian.
Kalender Julian berdasarkan pada selang waktu antara satu musim semi
dengan musim semi berikutnya di belahan bumi utara. Selang waktu ini
tepatnya adalah 365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon.
GERHANA
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini
umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumidan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan
penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada
fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya padaplanet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.
Di dalam agama Islam, umat Muslim yang
mengetahui atau melihat terjadinya gerhana bulan ataupun matahari, maka
selayaknya segera melakukan shalat kusuf (shalat gerhana).
Gerhana ada dua macam, yaitu :
-
Gerhana
Bulan

Diagram gerhana bulan: Bayangan bumi
yang menutupi bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan
penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di
antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang
sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh
bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan
muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari.
Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°[1], maka
tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan
mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan
bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan
memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi
pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu
29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya.
Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena keduanode tersebut terletak pada garis yang
menghubungkan antara Matahari dengan bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana
bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya
sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang
dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada
saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah
tembaga, jingga, ataupun coklat.
Ketika gerhana bulan sedang
berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana
tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Gerhana Bulan dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:
·
Gerhana bulan total
·
Gerhana bulan
sebagian
Pada gerhana ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi
bulan dari sinar matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada
di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang
sampai ke permukaan bulan.
·
Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga
bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
-
Gerhana Matahari

Diagram
gerhana Matahari: bulan menutupi Matahari pada siang hari
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh
cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi
cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400
kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak
rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ketika gerhana Matahari sedang
berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana
tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf)
Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
·
Gerhana total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan
Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama
besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan
piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak
Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
·
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini,
selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan
Bulan.
·
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini
terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga
ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan
Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak
tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat
seperti cincin yang bercahaya.
·
Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada
titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total,
sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida
relatif jarang.
PASANG SURUT


Saat surut
dan saat pasang
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaanperairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada
tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan. Pasang laut
menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang
dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat
diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang
naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasangs.
Periode pasang laut adalah waktu antara puncak
atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang
periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
TIPE PASANG AIR LAUT
1.
Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali
pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hamper sama dan pasang surut
terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut adalah 24 jam 50
menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan Selat Malaka
sampai ke Laut Andaman.
2. Pasang surut harian tunggal
(diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air
pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24
menit. Jenis harian tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat
Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
3. Pasang surut campuran condong ke
harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air
pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Pada
pasang-surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing
semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian
timur.
4. Pasang surut campuran condong ke
harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi
satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan
periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal
(mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai selatan
Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
PENYEBAB PASANG LAUT
Dalam sebulan, variasi harian dari
rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung
pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan
massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih
kecil dari Matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada
gaya tarik Matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan
lebih dekat daripada jarak Matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke
arah bulan dan Matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan Matahari.
Pasang laut purnama (spring tide)
terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada
saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang
sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang laut perbani (neap tide)
terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat
itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi.
Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan kuarter pertama dan kuarter
ketiga.
Semoga bermanfaat ;) thx :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar